Pengadaansarana dan prasarana budidaya sistem polykultur antara udang dan bandeng untuk kecamatan Air Putih,Medang Deras, Nibung Hangus dan Talawi (DAK) Unit: LPSE Kabupaten Batubara: Pagu: Rp. 256.680.000,00 (257,0 Jt) Tahap Saat Ini: Upload Dokumen Penawaran: Tanggal: 23-Juni-2022 s/d 30-Juni-2022: Metode inovatif aspiratif, adaptif, akuntabel, transparan dan memiliki sistem pengelolaan Prasarana dan Sarana dengan baik. I. KONDISI UMUM Pengelolaan maupun pengembangan Prasarana dan Sarana mengacu pada Renstra dan Renop Universitas Muhammadiyah Bulukumba, sehingga misi, tujuan dan suasana akademik yang diharapkan dapat tercapai. PembangunanInstalasi Pusat Pengatur Listrik - Pengadaan dan Pemasangan Lampu FOP (Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Olahraga Kabupaten/Kota) Unit: LPSE Kota Cilegon: Pagu: Rp. ,00 (10,0 M) Tahap Saat Ini: Pengumuman Pascakualifikasi [] Tanggal: 05-Agustus-2022 s/d 12-Agustus-2022: Metode PENGADAANDUKUNGAN SARANA PRASARANA DOKUMENTASI, EDITING DAN SISTEM (DANA SAMSAT) Unit: LPSE Kepolisian Republik Indonesia: Pagu: Rp. ,00 (4,0 M) Tahap Saat Ini: Upload Dokumen Penawaran [] Tanggal: 14-Juni-2022 s/d 20-Juni-2022: Metode: Tender - Pascakualifikasi Satu File - Harga Terendah Sistem Gugur: Lokasi Pekerjaan PengadaanSarana dan Prasarana Kantor. Oleh Anugerah Dino 23.40 Posting Komentar. Pengadaan merupakan kegiatan menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas. Jadi, pengadaan fasilitas kantor berarti kegiatan menyediakan barang-barang fasilitas kantor yang digunakan untuk keperluan pekerjaan kantor dan 5 persamaan dan perbedaan agama islam dengan agama lain. PENDISTRIBUSIAN SARANA DAN PRASARANA MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Manajemen Sarana dan Prasarana yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal, oleh Ayu Anindya Rasyad 160131600445 Firda Rizkita Nanda 160131600405 Moh Alfathan Widyastanto 160131600440 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN Maret 2018 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dari dosen kami Bapak Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal, selaku pembimbing mata kuliah Manajemen Sarana dan Prasarana. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Malang, Maret 2018 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................... i DAFTAR ISI........................................................................................................ ii BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2 C. Tujuan........................................................................................................ 2 BAB II BAHASAN A. Pengertian Pendistribusian Sarana dan Prasarana...................................... 3 B. Langkah-langkah Pendistribusian Sarana dan Prasarana........................... 3 C. Sistem dalam Pendistribusian Sarana dan Prasarana................................. 5 D. Asas-asas dalam Pendistribusian Sarana dan Prasarana............................. 6 BAB III PENUTUP A. Simpulan.................................................................................................... 8 B. Saran.......................................................................................................... 8 DAFTAR RUJUKAN BAB I PENDAHULUAN Pada BAB I ini diuraikan tentang a latar belakang b rumusan masalah c tujuan penulisan. Uraian lebih lanjut sebagai berikut. A. LATAR BELAKANG Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar. Misalnya ruang kelas, gedung, meja kursi, serta alat- alat dan media pengajaran. Proses belajar mengajar di sekolah akan terlaksana dengan efektif dan efisien karena semua perlengkapan pendidikan yang menunjang terlaksananya pembelajaran dapat digunakan dengan baik. Mulyasa; 200749. Adapun yang dimaksud prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidkan, khususnya belajar mengajar tetapi juga dapat dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar. Misalnya taman sekolah untuk pengajaran biologi, atau halaman sekolah sebagai lapangan olahraga. Sarana menurut Imron dalam Perspektif Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah adalah semua fasilitas yang secara langsung dipergunakan dalam proses pendidikan disekolah. Sedangkan prasarana adalah semua fasilitas yang secara tidak langsung dalam proses pendidikan disekolah. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerjasama dan pendayagunaan semua sarana prasarana pendidikan secara efektif dan efisien Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang; 200386. Walaupun antara sarana dan prasarana mempunyai sedikit perbedaan, namun sarana dan prasarana ini sama- sama digunakan untuk tujuan yang akan dicapai oleh pendidikan yaitu untuk menyalurkan pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik agar dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik sehingga proses belajar mengajar terjadi. Secara kronologis-operasional kegiatan administrasi sarana prasarana pendidikan meliputi 1. Perencanaan Pengadaan Barang 2. Pengadaan Barang 3. Penyimpanan, inventarisasi, penyaluran 4. Pemeliharaan 5. Penghapusan Menurut Gunawan 2011116-117 seluruh rangkaian kegiatan di atas harus merupakan satu kesatuan yang harmoni dan terpadu. Dalam sistematika kerjanya harus dihindarkan timbulnya kesimpangsiuran dan tumpang tindih dalam wewenang, tanggung jawab, dan pengawasan menghindari timbulnya pemborosan. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang pendistribusian/penyaluran sarana prasarana. B. RUMUSAN MASALAH A. Apakah Pengertian Pendistribusian Sarana Dan Prasarana ? B. Bagaimana Langkah-Langkah Pendistribusian Sarana Dan Prasarana ? C. Apa Sajakah Sistem Dalam Pendistribusian Sarana Dan Prasarana ? D. Apakah Asas-Asas Dalam Pendistribusian Sarana Dan Prasarana ? C. TUJUAN A. Agar Pembaca Memahami Pengertian Pendistribusian Sarana dan Prasarana. B. Agar Pembaca Memahami Langkah-langkah Pendistribusian Sarana dan Prasarana. C. Agar Pembaca Memahami Sistem dalam Pendistribusian Sarana dan Prasarana. E. Agar Pembaca Memahami Asas-asas dalam Pendistribusian Sarana dan Prasarana. BAB II BAHASAN A. Pengertian Pendistribusian Sarana dan Prasarana Menurut Gunawan 2011 144 Pendistribusian merupakan kegiatan yang menyangkup pemindahan barang dan tanggug jawab dari instansi/ pemegang yang satu kepada instansi/ pemegang yang lainnya. Menurut Bafadal 2014 38 Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab dari seorang penanggung jawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu. Barang yang telah diterima dan diinventarisasikan oleh panitia pengadaan, setelah kebenarannya diperiksa berdasarkan daftar yang ada pada surat pengantar, tidak berarti semua personel sekolah dapat menggunakan secara bebas. Barang-barang tersebut perlu diatur lebih lanjut untuk memudahkan pengawasan dan pertanggungjawabannya. Apabila pendistribusiannya tidak diatur dengan sebaik-baiknya, pengelola perlengkapan sekolah akan mengalami kesulitan dalam membuat laporan pertanggungjawabannya. Karwanto & Darmastuti. H. 201412 Pendistribusian sarana dan prasarana dalam prosesnya terdapat yaitu penerimaan barang, jenis barang yang disalurkan kepada pemakai, jumlah barang yang didistribusikan. Pendistribusian yaitu dengan melakukan penyusunan alokasi pendistribusian barang-barang yang telah diterima oleh sekolah dan telah disalurkan sesuai kebutuhan barang pada bagian-bagian sekolah, dengan melihat kondisi, kualitas dan kuantitas barang yang ada. B. Langkah-langkah Pendistribusian Sarana dan Prasarana 1. Penyusunan Alokasi Untuk menghinndari pemborosan dalam pembagian/ pendistribusian barang sehingga merata dan seimbang dengan kebutuhan pemakainya masing-masing, maka perlu disusun alokasi kuantitas dan frekuensi pendistribusiannya, sehingga sungguh-sungguh dapat menunjang kegiatan instruksional. Dalam penyusunan alokasi ini, ada empat hal yang harus diperhatikan dan ditetapkan diantaranya yaitu a. Penerimaan barang Yaitu orang yang menerima barang sekaligus mempertanggungjawabkannya sesuai dengan daftar barang barang yang diterima Minarti;2012250. Identitasnya meliputi nama lengkap, jabatan resmi di sekolah, nomor induk pegawai dan alamat penerima. b. Waktu penyaluran barang Waktu penyaluran harus disesuaikan dengan kebutuhan barang tersebut, terutama yang berhubunagn dengan proses belajar mengajar. c. Jenis barang yang akan disalurkan kepada pemakai. Untuk mempermudah pengeloaan perlengkapan di sekolah ada beberapa cara dalam membedakan jenis perlengkapan yang ada di sekolah. Misalnya, dengan melihat penggunaan barang tersebut. d. Jumlah yang akan distribusikan. Dalam pendistribusian, agar keadaan barang yang sudah disalurkan dapat diketahui secara pasti dan dapat dikontrol, Maka adanya ketegasan jumlah barang yang disalurkan. Yang perlu dicantumkan dalam jumlah barang ini adalah 1 Satuan hitungannya, misalnya stel, sheet, atau eksemplar 2 Jumalah satuan, misalnya 10 unit, 5 stel 3 Jumlah isi atau bagian dari masing-masing satuan, misalnya 2 stel meja tamu 4 Harga satuan 2. Pengiriman Barang Pengiriman barang dari pusat-pusat penyalur barang perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut a. Cara pengiriman b. Pengemasan c. Pengangkutan d. Pembongkaran 3. Penyerahan Barang Dalam penyerahan barang hendaklah tidak dilupakan untuk mengisi daftar penyerahan barang, surat pengantar, tanda terima, biaya pengiriman dan lain sebagainya. Barang yang telah diterima diinventariskan oleh panitia pengadaan, setelah kebenarannya diperiksa berdasarkan daftar yang ada dan perlu surat pengantar, tidak berarti semua personil sekolah bisa menggunakan secara bebas. Barang-barang tersebut perlu diatur lebih lanjut untuk memudahkan pengawasan dan pertanggung jawaban. Apabila pendistribusiannya tidak di atur dengan sebaik-baiknya, pengelolaan perlengkapan sekolah akan mengalami kesulitan dalam membuat laporan pertanggung jawabannya. Dalam membaca perihal di atas, maka perlu adanya penyusunan alokasi pendistribusian. Dengan terlebih dahulu lakukan penyusunan pendistribusian barang-barang yang telah diterima oleh sekolah yang dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan barang pada bagian-bagian sekolah, dengan melihat kondisi, kualitas, dan kuantitas barang yang ada. Semakin jelas alokasinya, semakin jelas pula pelimpahan tanggung jawab pada penerima. Dengan demikian pendistribusian akan lebih mudah dilaksanakan dan di kontrol setiap saat. Tujuan akhir penyusunan alokasi tersebut pada akhirnya adalah untuk menghindari pemborosan yang seharusnya Sahertian;1994 191. C. Sistem dalam Pendistribusian Sarana dan Prasarana Menurut Bafadal 201439 Pada dasarnya ada dua sistem pendistribusian barang yang dapat ditempuh oleh pengeloalah perlengkapan sekolah, yaitu 1. Secara Langsung Berarti barang-barang yang sudah diterima dan diinventarisasikan langsung disalurkan pada bagian-bagian yang membutuhkan tanpa melalu proses terlebih dahulu. 2. Secara Tidak Langsung Berarti barang-barang yang sudah diterima dan sudah diinvetarisasikan tidak secara langsung disalurkan, melainkan harus disimpan terlebih dahulu di gudang penyimpanan dengan teratur. Hal ini biasanya diguanakn apabila barang-barang yang lalu ternyata masih tersisa. Namun seandainya digunakan sistem pendistribusian tidak langung maka barang-barang yang perlu disimpan di gudang perlu mendapatkan pengawasan yang efektif. Dalam rangka mempermudah pengawasannya perlu dibuatkan kartu Stok Barang. Kartu Stok Barang tersebut adapt dibuat dari kertas manila yang bewarna dengan ukuran 20 cm panjang dan 14 cm lebar. Setelah dibuat, kartu tersebut sebaiknya diletakkan dekat dengan barang. D. Asas-asas dalam Pendistribusian Sarana dan Prasarana Menurut Bafadal 201440 Sistem apapun yang digunakan oleh pengelola perlengkapan pendidikan di sekolah dasar tidak perlu dipersoalkan, asalkan memenuhi asas-asas dalam pendistribusian yang efektif. Ada beberapa asas pendistribusian ini yang perlu diperhatikan, yaitu 1. Asas ketepatan Asas ketepatan meliputi Ketepatan barang yang disampaikan baik jumlah maupun jenis barang, Ketepatan Sasaran penyampaiannya, dan Ketepatan kondisi barang yang disalurkan. 2. Asas kecepatan Asas kecepatan memperhatikan besarnya waktu/jarak yang ditempuh dalam proses pendistribusian barang. 3. Asas keamanan Asas keamanan memperhatikan keamanan kondisi barang dalam proses pendistribusian. 4. Asas ekonomi Asas yang memperkirakan ketepatan dalam pendistribusian barang sesuai dengan kebutuhan. BAB III PENUTUP A. SIMPULAN Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu. Langkah- langkah Pendistribusian Sarana Prasarana meliputi penyusunan alokasi, pengiriman barang, penyerahan barang. Pendistribusian yaitu dengan melakukan penyusunan alokasi pendistribusian barang-barang yang telah diterima oleh sekolah dan telah disalurkan sesuai kebutuhan barang pada bagian-bagian sekolah, dengan melihat kondisi, kualitas dan kuantitas barang yang ada. Sitem pendistribusian sarana dan prasarana adalah secara langsung dan secara tidak langsung. Asas-asas pendistribusian sarana dan prasarana adalah ketepatan, kecepatan, keamanan, dan ekonomi. Oleh karena itu asas-asas tersebut harus direalisasikan pada saat mendistribusikan sarana dan prasarana pendidikan agar pendistribusian bisa sesuai dengan tujuan. Pendistribusian sarana dan prasarana dalam prosesnya terdapat yaitu penerimaan barang, jenis barang yang disalurkan kepada pemakai, jumlah barang yang didistribusikan. B. SARAN Untuk pendistribusian sarana dan prasarana sebaiknya menggunakan tenaga yang terampil dan cekatan dalam menyalurkan sarana dan prasarana agar dapat segera digunakan untuk menunjang terlaksananya proses belajar mengajar yang dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Lalu pada pelaksanaan pendistribusian harus memenuhi asas-asas yang telah ditetapkan agar sesuai dengan tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan dengan optimal. DAFTAR RUJUKAN Bafadal, Ibrahim. 2014. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta PT Bumi Aksara. Gunawan, Ary H. 2011. Administrasi Sekolah administrasi sekolah makro. Jakarta Rineka Cipta. Minarti, Sri. 2012. Manajemen Sekolah, Jogjakarta Ar-Ruzz Media. Sahertian, Piet, A. 1994. Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya Usaha Nasional. Tim Pakar Manajemen Pendidikan, Pendidikan. Universitas Negeri Malang, Malang. Karwanto & Darmastuti. H. 2014. Manajemen Sarana Dan Prasarana Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pada Jurusan Teknik Komputer Dan Informatika Di Smk Negeri 2 Surabaya. Surabaya Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan. Vol .3, 11 maret 2018 Daftar isiPengertian Manajemen Sarana dan PrasaranaFungsi Manajemen Sarana dan PrasaranaTujuan Manajemen Sarana dan PrasaranaRuang Lingkup Manajemen Sarana dan PrasaranaProses Manajemen Sarana dan PrasaranaKita akan membahas mengenai manajemen sarana dan prasarana, dari membahas pengertian, fungsi, tujuan sampai proses manajemen sarana dan Secara UmumSecara umum manajemen sarana dan prasarana merupakan sebuah proses manajemen terpadu yang mempertimbangkan orang, proses dan tempat dalam konteks dapat disimpulkan manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan untuk mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan yang telah Menurut KBBISedangkan menurut KKBI Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah pindah, sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah pendidikan antara lain gedung, ruang kelas, meja, kursi serta alat alat media yang termasuk prasarana antara lain seperti halaman, taman, lapangan, jalan menuju sekolah dan lain Manajemen Sarana dan PrasaranaAdapaun fungsi dari manajemen sarana dan prasaeana adalah sebagai kebutuhan barangPenganggaranPengadaanPenyimpanan dan penyaluranPemeliharaanPenghapusanPengendalianMemberi dan melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan yang di perlukan dalam proses pembelajaranMemelihara agar tugas-tugas murid yang di berikan oleh guru dapat terlaksana dengan lancar dan Manajemen Sarana dan PrasaranaBerikut adalah beberapa tujuan dari manajemen sarana dan mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien pada lembaga mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personil sekolahRuang Lingkup Manajemen Sarana dan PrasaranaManajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai kegiatan menata, mulai dari perencanaan atau analisis kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, kegiatan distribusi, pemanfaatan, pemeliharaan, pemusnahan dan pertanggungjawaban terhadap barang-barang bergerak dan tidak bergerak, perabot sekolah, alat-alat belajar, dan adanya kegiatan tersebut, perawatan terhadap sarana dan prasarana dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya,Sehingga bisa meningkatkan kinerja warga sekolah, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan Manajemen Sarana dan PrasaranaBerikut adalah beberapa proses manajemen sarana dan PengadaanPengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang, benda dan jasa bagi keperluan pelaksanaan kata lain merupakan upaya merealisasikan rencana kebutuhan pengadaan perlengkapan yang telah disusun pengadaan menurut sarana prasarana menurut tim dosen jurusan administrasi pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dilakukan dengan cara membeli, hadiah atau sumbangan, tukar menukar, dan sebagainya2. PerencanaanPerencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu proses analisis dan penetapan kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran sehingga muncullah istilah kebutuhan yang diperlukan primer dan kebutuhan yang Pendistribusian kegiatan distribusiMenurut Ibrahim Bafadal 2003 38 bahwa“Pendistribusian atau penyaluran sarana dan prasarana merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab dari seorang penanggung jawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang tersebut”. Makalah ini bertujuan untuk menguji nilai-nilai kontekstual dari pengelolaan fasilitas dan infrastruktur dari perspektif Al-Hadis dan Al Qur'an dalam hal komponen perencanaan, pemanfaatan, inventaris, dan pengawasan fasilitas dan infrastruktur. Jenis metode yang digunakan adalah metode interpretasi maudhu'i tematik yang mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an yang memiliki satu tujuan yang bersama-sama membahas judul / topik / sektor tertentu dan mendisiplinkan mereka sedapat mungkin sesuai dengan periode penurunan harmoni dengan penyebab - karena penurunan. Hasil pertama, konteks pengelolaan sarana dan prasarana dalam penafsiran surat kabar terkandung dalam penafsiran An-Nahl 16 ayat 68-69, yaitu memetakan konsep bangunan pembagian kerja dalam menyusun infrastruktur menjadi efektif dan tepat sasaran sehingga implementasinya sesuai dengan nilainya. Kedua, perencanaan interpretasi al-Hasyr 59 ayat 18 untuk setiap individu untuk merancang persiapan masa depan mereka sehingga apa yang akan dilakukan telah dirumuskan sebagai konsepsi realisasi kegiatan. Ketiga, pemanfaatan interpretasi An-Nahl 16 ayat 5-8 adalah agar setiap manusia dapat memaksimalkan setiap sumber daya potensial yang ada baik SDM maupun SDA seefektif dan seefisien mungkin sehingga potensi yang ada pada sumber daya tersebut dapat dimaksimalkan. Keempat, inventarisasi interpretasi atas surat Al-Baqarah 2 ayat 282 tentang urgensi pencatatan sebagai bukti konkret, faktual dan otentik dalam pelaporan sehingga dapat lebih mudah saat memeriksa dan menjadi data tekstual ketika ada pertanggungjawaban dari lembaga sekolah. Kelima, pengawasan interpretasi Al-Mujaadillah 58 ayat 7 surah adalah mutlak untuk menghindari penyimpangan baik dalam hal pelaporan, kinerja dan output. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 165 MANAJEMEN SARANA DAN PRASANA PERSPEKTIF AL QURAN DAN HADIS Ari Prayoga Dewi Qorotul Kaffah Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Email Email qkaffah Abtract Makalah ini bertujuan untuk menguji nilai-nilai kontekstual dari pengelolaan fasilitas dan infrastruktur dari perspektif Al-Hadis dan Al Qur'an dalam hal komponen perencanaan, pemanfaatan, inventaris, dan pengawasan fasilitas dan infrastruktur. Jenis metode yang digunakan adalah metode interpretasi maudhu'i tematik yang mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an yang memiliki satu tujuan yang bersama-sama membahas judul / topik / sektor tertentu dan mendisiplinkan mereka sedapat mungkin sesuai dengan periode penurunan harmoni dengan penyebab - karena penurunan. Hasil pertama, konteks pengelolaan sarana dan prasarana dalam penafsiran surat kabar terkandung dalam penafsiran An-Nahl 16 ayat 68-69, yaitu memetakan konsep bangunan pembagian kerja dalam menyusun infrastruktur menjadi efektif dan tepat sasaran sehingga implementasinya sesuai dengan nilainya. Kedua, perencanaan interpretasi al-Hasyr 59 ayat 18 untuk setiap individu untuk merancang persiapan masa depan mereka sehingga apa yang akan dilakukan telah dirumuskan sebagai konsepsi realisasi kegiatan. Ketiga, pemanfaatan interpretasi An-Nahl 16 ayat 5-8 adalah agar setiap manusia dapat memaksimalkan setiap sumber daya potensial yang ada baik SDM maupun SDA seefektif dan seefisien mungkin sehingga potensi yang ada pada sumber daya tersebut dapat dimaksimalkan. Keempat, inventarisasi interpretasi atas surat Al-Baqarah 2 ayat 282 tentang urgensi pencatatan sebagai bukti konkret, faktual dan otentik dalam pelaporan sehingga dapat lebih mudah saat memeriksa dan menjadi data tekstual ketika ada pertanggungjawaban dari lembaga sekolah. Kelima, pengawasan interpretasi Al-Mujaadillah 58 ayat 7 surah adalah mutlak untuk menghindari penyimpangan baik dalam hal pelaporan, kinerja dan output. Kata Kunci Manajemen, Fasilitas, Quran dan Hadis PENDAHULUAN Sarana prasarana pendidikan merupakan salah satu standar Nasional pendidikan yang harus dipenuhi oleh penyelenggara satuan pendidikan, sehingga melengkapi sarana prasarana menjadi hal yang mutlak, sesuai dengan Undang-Undang 166 Sistem Pendidikan Nasional SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pasal 45 yang berbunyi “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, social, emosional, dan kejiwaan peserta pendidikan yaitu peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi serta alat-alat dan media pembelajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pembelajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pembelajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana khazanah keilmuan islam perlu digali konsepsi nilai-nilai manajemen dan sarana prasarana dalam al-quran dan as-sunah sebagai landasan teologis dan pondasi konsepsi pendidikan islam. Pengkajian keilmuan al-quran dengan pendekatan kontekstual dan tekstual adalah metode dalam memahami dan menginterpretasikan nilai-nilai luhur dalam al-quran serta tafsirannya sehingga terbentuk khazanah keilmuan islam yang utuh dan komprehensif. Menurut Muhaimin, sumber ilmu pengetahuan itu pada dasarnya datangnya dari Allah. Allah menciptakan alam semesta ayat-ayat kawniyyah dan al-Quran serta Hadis ayat-ayat qawliyyah. Oleh karenanya kedua sumber tersebut saling menjelaskan atau konsultasi dan tidak bertentangan terhadap berbagai ilmu pengetahuan tentang hakikat kebenaran. Selama ini orang berfikir di sayap kanan dan kiri disebut mengkaji ilmu Islam, menurut Fazlur Rahman dalam Hamdi sebaiknya harus dibedakan antara Islam sebagai objek kajian keilmuan dan Islam sebagai landasan etis. Sebagai objek kajian keilmuan Islam harus tunduk dan patuh terhadap prosedur-prosedur keilmuan. Sebagai contoh, al-Quran sebagai teks, maka ia bisa dikaji oleh siapa saja, tidak peduli apakah orang itu mempercayai al-Quran sebagai wahyu yang datang dari Tuhan atau tidak. Inilah yang dikatakan Fazlur Rahman bahwa orang non-Muslim pun bisa mengkaji al-Quran dan hasilnya memiliki derajat yang sama Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS dan Undang-Undang republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Jakarta VisiMedia, 2007. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta PT Bumi Aksara, 2013. H. Zainiyati, Model Kurikulum Integratif Pesantren Mahasiswa dan UIN Maliki Malang, Jurnal Studi Keislaman Ulumuna Volume XVIII Nomor 1 Juni, 2014. 167 dengan tafsir yang disusun oleh seorang Muslim. Kedua tafsir tersebut sama-sama memiliki derajat relatif dalam perspektif ilmu. Oleh sebab itu, al-Quran sebagai teks harus terbuka untuk dikaji melalui teori-teori teks sebagaimana teori-teori tersebut digunakan untuk mengkaji teks-teks sekuler non-ilahi. Di sisi lain, Islam sebagai landasan etis, ia menjadi pedoman pemeluknya untuk bertindak arif dalam hidup, seperti sikap amanah, adil, tasamuh, tawasut, tawazun dan lain sebagainya. Hal ini pun dalam operasionalisasinya harus tunduk pada ruang dan waktu yang Imam Suprayogo dalam Hamdi ada dua tawaran terkait dengan peletakan al-Quran sebagai sumber ilmu pengetahuan. Pertama, meletakkan al-Quran sebagai konsep dasar atau inspirasi yang kemudian di kembangkan melalui berbagai riset ilmiah. Kedua, meletakkan al-Quran fenomena naqliyyah dan alam fenomena kawniyyah menjadi dua sumber yang setara bagi bangunan ilmu pengetahuan. Sejauh ilmu-ilmu keislaman, seperti tafsir dipahami sebagai satu ilmu, maka keharusan bagi seseorang untuk mengerti ilmu nahwu, ilmu saraf, ilmu mantiq, ilmu balaghah, ilmu ma’ani ataupun bahasa Arab, dan berbagai perangkat rumpun ilmu-ilmu keislaman yang lain bukan sebagai keharusan teologis, tapi keharusan ilmiah, bahwa seseorang bisa mempelajari tafsir kalau dia memahami kaidah-kaidah bahasa Arab dan beberapa ilmu PENELITIAN Metode tafsir maudhu’i tematik ialah mengumpulkan ayat-ayat al-qur’an yang mempunyai tujuan yang satu yang bersama-sama membahas judul/topik/sektor tertentu dan menertibkannya sedapat mungkin sesuai dengan masa turunnya selaras dengan sebab-sebab turunnya, kemudian memperhatikan ayat-ayat tersebut dengan penjelasan-penjelasan, keterangan-keterangan dan hubungan-hubungannya dengan ayat-ayat lain, kemudian mengistimbatkan hukum-hukum. Menurut al-Farmawi bahwa ada tujuh langkah dalam sistimatika tafsir maudhu’ tujuh langkah tersebut dikembangkan oleh M. Quraiah Shihab Zainul Hamdi, “Menilai Ulang Gagasan Integrasi Ilmu Pengetahuan sebagai Blue Print Pengembangan Keilmuan UIN”, dalam Zainal Abidin Bagir, dkk editor, Integrasi Ilmu dan Agama Interpretasi dan Aksi Yogyakarta MYIA-CRCS dan Suka Press, 2005. Zainul Hamdi, “Menilai Ulang Gagasan Integrasi Ilmu Pengetahuan sebagai Blue Print Pengembangan Keilmuan UIN”.... H. Zainiyati, Model Kurikulum Integratif Pesantren Mahasiswa dan UIN Maliki Malang, Jurnal Studi Keislaman Ulumuna Volume XVIII Nomor 1 Juni, 2014, Farmawi al, Abd al-Hayy, Mu jam al-Alfaz wa al-a’lam al-Our’aniyah, Dar al-`ulum, Kairo, 1968. Farmawi al, Abd al-Hayy, Al Bidayah fr al-Tafsir al Maudhu i, Matba’ah al-Hadarah al-Arabiyah, Kairo, 1977. 168 yaitu; menetapkan masalah yang akan dibahas; menghimpun seluruh ayat-ayat At-qur’an yang berkaitan dengan masalah tersebut; menyusun urut-urutan ayat terpilih sesuai dengan perincian masalah dan atau masa turunnya, sehingga terpisah antara ayat Makkiy dan Madaniy. Hal ini untuk memahami unsur pentahapan dalam pelaksanaan petunjuk-petunjuk Alquran; mempelajari/ memahami korelasi munasabaat masing-masing ayat dengan surah-surah di mana ayat tersebut tercantum setiap ayat berkaitan dengan terma sentral pada suatu surah; melengkapi bahan-bahan dengan hadis-hadis yang berkaitan dengan masalah yang dibahas; menyusun autline pembahasan dalam kerangka yang sempurna sesuai dengan hasil studi masa lalu, sehingga tidak diikutkan hal-hal yang tidak berkaitan dengan pokok masalah; mempelajari semua ayat yang terpilih secara keseluruhan dan atau mengkompromikan antara yang umum dengan yang khusus, yang mutlak dan yang relatif, dan lain-lain sehingga kesemuanya bertemu dalam muara tanpa perbedaan atau pemaksaan dalam penafsiran; menyusun kesimpulan penelitian yang dianggap sebagai jawaban Alquran terhadap masalah yang PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Konsep Manajemen Sarana Dan Prasarana Istilah manajemen berasal dari kata kerja “to manage” artinya mentutor, mengemukakan, mengendalikan, mengelolah, menjalankan, melaksanakan, memimpin. Manajemen adalah proses mencapai hasil melalui orang lain dan dengan memaksimumkan pendayagunaan yang tersedia. Sedangkan Manajemen menurut Stoner dalam Taupik bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang memainkan peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan disekolah. Keberhasilan semua program pendidikan yang diselenggarakan pada sebuah sekolah sangat tergantung kepada ketersediaan sarana dan prasarana sekolah dan kemampuan guru dalam mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana pendidikan Taufiq dan Karim, Rush ed, Metodologi Penelitian Agama, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1989. M. Manullang. Dasar-dasar Manajemen. MedanGhalia Indonesia, 2006. Stoner dan taupik. Jenis-jenis Manajemen Bandung Grafindo Persada, 2009. hlm. 88 Barnawi., Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah .Yogyakarta. 2012. 169 Sarana dan prasarana pendidikan dimaksudkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007. Permendiknas dimaksud mengartikan sarana pendidikan sebagai perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana pendidikan diartikan sebagai fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/ Sarana dan Prasarana Pendidikan Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Telah membedakan antara sarana pendidikan dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di tim penyusun pedoman pembakuan media pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dimaksud dengan Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien”. Sarana adalah alat yang digunakan secara langsung untuk mencapai tujuan misalnya ruang kelas, buku, papan tulis, dan lainnya. Sedangkan Prasarana adalah “alat tidak langsung yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, dan lain sebagainya”.Secara umum, proses kegiatan manajemen sarana prasarana pendidikan, meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, inventarisasi, dan pengawasan dan pemeliharaan, serta penghapusan. Proses-proses ini penting dilakukan agar pengadaan sarana prasarana tepat sasaran dan efektif dalam penggunaan. 1. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan seperangkat keputusan yang diambil dalam menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa yang akan datang. A. L. Hartani, Manajemen Pendidikan, indo 2009. Departemen Pendidikan Nasional. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Jakarta Persekolahan Berbasis Sekolah, 2007. Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta PT. RajaGrafindo Persada, 1993, Cet. 2. Daryanto, Administrasi pendidikan, Jakarta Rieka Cipta, 2001. Sulistyorini, Menejemen Pendidikan Islam, Teras, Yogyakarta, 2009. 170 2. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan untuk kelancaran dalam proses pendidikan di sekolah dengan mengacu pada apa yang telah direncanakan sebelumnya. Ada beberapa cara yang ditempuh untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan di Pendistribusian barang-barang perlengkapan sekolah sarana dan prasarana yang telah diadakan dapat didistribusikan. Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggungjawab dari seorang penanggungjawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu. Dalam rangka itu, ada tiga langkah yang sebaiknya ditempuh oleh bagian penanggungjawab penyimpanan atau penyaluran, yaitu a penyusunan alokasi barang; b pengiriman barang; c penyerahan barang. 4. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan aktifitas dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan. Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan barang-barang milik negara secara sistimatis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku. 5. Pendayagunaan sarana dan prasarana adalah proses yang di dalamnya mencangkup aspek penggunaan. Suatu barang atau benda yang di miliki harus jelas kegunaannya sehingga barang atau benda tersebut dapat dimanfaatkan dengan efektif. 6. Pemeliharaan dan pengawasan sarana prasarana pendidikan merupakan aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga atau memelihara dan memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah demi keberhasilan proses pembelajaran di sekolah serta agar perlengkapan yang dibutuhkan oleh personel sekolah dalam kondisi siap Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana Bafadal, I. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta, Bumi aksara 2004. Bafadal, I. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta, Bumi aksara 2004. 171 dari daftar inventaris, karena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. B. Konteks Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Perspektif Tafsir Al-Quran dan Hadis Menurut Ahmad Najieh disebutkan bahwa mengatur/mengelola disebut juga dengan kata “khalafa”. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Mu’minun;23 ayat 80 “Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang mengatur pertukaran malam dan siang. Maka Apakah kamu tidak memahaminya? 80.Yakni berdasarkan perintah-Nyalah ditundukkan malam dan siang hari; masing-masing dari keduanya mengejar yang lainnya dengan cepat secara silih berganti, tidak pernah berhenti dan tidak pernah terpisah oleh suatu waktu pun yang menyela-nyelai sarana dan prasarana mempunyai peranan yang sangat penting bagi terlaksananya proses pembelajaran di sekolah serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah baik secara khusus maupun secara umum. Dalam al-Qur’an juga ditemukan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa pentingnya sarana dan prasarana atau alat dalam pendidikan. Makhluk Allah berupa hewan yang dijelaskan dalam al-Qur’an juga bisa menjadi alat dalam pendidikan. Seperti nama salah satu surat dalam al-Qur’an adalah an-Nahl 16 yang artinya lebah, dalam ayat ke 68-69 “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia" 68. Kemudian makanlah dari tiap-tiap macam buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu. dari perut lebah itu ke luar minuman madu yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang-orang yang memikirkan” 69.Yang dimaksud dengan 'wahyu' dalam ayat ini ialah ilham, petunjuk, dan bimbingan dari Allah kepada lebah agar lebah membuat sarangnya di bukit-bukit, juga di pohon-pohon serta di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian berkat adanya ilham dari Allah ini lebah membangun rumah sarangnya dengan sangat rapi struktur dan susunannya, sehingga tidak ada cela padanya. Lalu masing-masing lebah dapat Software Q-Soft El-ra diakses pada Minggu 29 September 2018 WIB. SoftwareTerjemah Tafsir Ibnu Katsir versi 30 Juz lengkap, 2013 Software Q-Soft El-ra diakses pada Minggu 30 September 2018 WIB. 172 kembali ke sarangnya tanpa menyimpang ke arah kanan atau ke arah kiri, melainkan langsung menuju sarangnya, tempat ia meletakkan telur-telurnya dan madu yang dibuatnya. Lebah membangun lilin untuk sarangnya dengan kedua sayapnya, dan dari mulutnya ia memuntahkan madu; sedangkan lebah betina mengeluarkan telur dari duburnya, kemudian menetas dan terbang ke tempat kehidupannya. Ibnu Zaid mengatakan, tidakkah kamu lihat bahwa orang-orang memindahkan lebah-lebah itu berikut sarangnya dari suatu negeri ke negeri yang-lain, sedangkan lebah-lebah itu selalu mengikuti mereka. Akan tetapi, pendapat yang pertama adalah pendapat yang paling kuat, yaitu yang mengatakan bahwa lafaz zululan menjadi hal dari lafaz subul jalan. Dengan kata lain, tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu. Demikianlah menurut apa yang telah dinaskan oleh Mujahid. Ibnu Jarir mengatakan bahwa kedua pendapat tersebut benar. Jelaslah bahwa ayat di atas menerangkan bahwa lebah bisa menjadi media atau alat bagi orang-orang yang berpikir untuk mengenal kebesaran Allah yang pada gilirannya akan meningkatkan keimanan dan kedekatan taqarrub seorang hamba kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW dalam mendidik para sahabatnya juga selalu menggunakan alat atau media, baik berupa benda maupun non-benda. Salah satu alat yang digunakan Rasulullah dalam memberikan pemahaman kepada para sahabatnya adalah dengan menggunakan gambar. C. Perencanaan Sarana dan Prasarana Perencanaan merupakan tindakan yang akan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang ditentukan dalam jangka dan ruang waktu tertentu. Dengan demikian, perencanaan itu merupakan proses pemikiran, baik secara garis besar maupun secara mendetai dari suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai kepastian yang paling baik dan ekonomis. Juga dapat dikatakan bahwa perencanaan itu adalah suatu antisipasi dari suatu yang akan terjadi, karena harus merupakan proses yang sebaik-baiknya. Dalam surat al-Hasyr 59 18 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat; dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” 18.T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta BPFE-Yogyakarta, 2009,H. 8, mengutip dari Jame Stoner, Management, Prentice/ Hall International, Inc., New York Englewood Cliffts, 1982. Software Q-Soft El-ra diakses pada Minggu 30 September 2018 WIB. 173 Ayat ini memberikan pesan kepada orang yang beriman untuk memikirkan masa depan. Dalam bahasa manajemen, pemikiran masa depan yang dituangkan dalam konsep yang jelas dan sistematis disebut dengan perencanaan planning. Perencanaan ini menjadi sangat penting karena berfungsi sebagai pengarah bagi kegiatan, target-target dan hasil-hasilnya di masa depan, sehingga apapun kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Aun ibnu Abu Juhaifah, dari Al-Munzir ibnu Jarir, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ketika kami bersama Rasulullah Saw. di suatu pagi hari, tiba-tiba datanglah kepada Rasulullah Saw. suatu kaum yang tidak beralas kaki dan tidak berbaju. Mereka hanya mengenakan jubah atau kain 'abaya, masing-masing dari mereka menyandang pedang. Sebagian besar dari mereka berasal dari Mudar, bahkan seluruhnya dari Mudar. Maka berubahlah wajah Rasulullah Saw. melihat keadaan mereka yang mengenaskan karena kefakiran mereka. Kemudian Rasulullah Saw. masuk dan keluar, lalu memerintahkan kepada Bilal agar diserukan azan dan didirikan salat. Lalu Rasulullah Saw. salat. Seusai salat, beliau berkhotbah dan membacakan firman-Nya Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu. An-Nisa 1, hingga akhir ayat. Beliau membaca pula firman Allah Swt. dalam surat Al-Hasyr, yaitu dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat. D. Pendayagunaan Sarana dan Prasarana Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendayagunaan diartikan pengusahaan agar mampu mendatangkan dalam Bahasa Inggris pendayagunaan diartikan dengan making efficient use firman Allah dalam surat an-Nahl 16 ayat 5-8 “dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada bulu yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan 5. dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan 6. dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan Abu al-Fida’ Isma’il ibn Umar al-Dimasqa, Tafsir Alquran Adzim, juz 8 Mauqi’u al-Islamdalam software maktabah syamilah, 2005. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1990. John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia-Inggris, Jakarta PT. Gramedia, 1992. 174 kesukaran-kesukaran yang memayahkan diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang 7. dan dia telah menciptakan kuda, bagal[820] dan keledai, agar kamu menungganginya dan menjadikannya perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya” 8. [820] Bagal Yaitu peranakan kuda dengan Swt. menyebutkan nikmat yang Dia limpahkan kepada hamba-hamba-Nya, antara lain Dia menciptakan binatang ternak untuk mereka, yaitu unta, sapi, dan kambing, seperti yang telah dirinci di dalam surat Al-An'am sampai dengan firman-Nya, "Samaniyata azwaf delapan ekor ternak yang berpasang-pasangan. Allah pun telah menjadikan pada binatang-binatang ternak itu berbagai manfaat dan kegunaan buat mereka, yaitu bulunya mereka jadikan pakaian dan hamparan, air susunya mereka minum, dan anak-anaknya mereka makan, serta pandangan yang indah pada ternak mereka sebagai perhiasan buat mereka. Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya padanya ada bulu yang menghangatkan. An-Nahl 5 yang dapat mereka jadikan sebagai pakaian. dan berbagai manfaat. An-Nahl 5 Yakni manfaat lainnya, yaitu dagingnya dapat kalian makan dan susunya dapat kalian minum. Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan dif'un dan manafi' ialah keturunan dari semua hewan ternak. Mujahid mengatakan bahwa makna firman-Nya padanya ada bulu yang menghangatkan dan berbagai manfaat. An-Nahl 5 Artinya pakaian dari hasil tenunan bulunya; dan berbagai manfaat lainnya dari hewan ternak, yaitu sebagai kendaraan, dimakan dagingnya, dan diminum air susunya. Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya bulu yang menghangatkan dan berbagai manfaat. An-Nahl 5 Yakni pada binatang ternak terdapat bahan pakaian, makanan dan minuman, serta sarana transportasi. Hal yang sama telah dikatakan oleh banyak kalangan ulama tafsir dengan ungkapan yang ayat dan tafsir yang telah dijelaskan di atas dapat dilihat bahwa aspek pendayagunaan sarana dan prasana dapat dilakukan seefisien mungkin sehingga dapat memenuhi keperluan dari lembaga itu sendiri khususnya dalam konteks pendayagunaan sarana dan prasarana lembaga pendidikan. Dijelaskan pula dalam penyebutannya ada pengklasifikasian khusus hal tersebut memang diterapkan dalam manajemen sarana prasarana pendidikan sebagai panduan pengelompokan barang-barang. Tafsir diatas Software Q-Soft El-ra diakses pada Minggu 30 September 2018 WIB. Software Terjemah Tafsir Ibnu Katsir versi 30 Juz lengkap, 2013 diakses pada Minggu 30 September 2018 WIB. 175 juga mengandung substansi nilai yang sejalan dengan prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu; pencapaian tujuan, efisiensi dan kejelasan tanggung jawab. E. Inventarisasi Pencatatan Sarana dan Prasarana Inventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyusun sarana dan prasarana yang ada secara teratur, tertib, dan lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam Al-Qur’an tersirat ayat-ayat yang memberikan dorongan untuk melakukan inventarisasi barang-barang kebutuhan kita yaitu surat Al-Baqarah 2 ayat 282 “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan apa yang akan ditulis itu, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah keadaannya atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki di antaramu. jika tak ada dua oang lelaki, Maka boleh seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan memberi keterangan apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak menimbulkan keraguanmu. Tulislah mu'amalahmu itu, kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, jika kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan yang demikian, Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu 282. [179] Bermuamalah ialah seperti berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya. Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, Jogjakarta Ar-Ruzz Media, 2013. Software Q-Soft El-ra diakses pada Minggu 30 September 2018 WIB. 176 Firman Allah artinya “Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya”. Al-Baqarah 282 Hal ini merupakan petunjuk dari Allah Swt. buat hamba-hamba-Nya yang mukmin apabila mereka mengadakan muamalah secara tidak tunai, yaitu hendaklah mereka mencatatkannya; karena catatan itu lebih memelihara jumlah barang dan masa pembayarannya serta lebih tegas bagi orang yang menyaksikannya. Firman Allah artinya hendaklah kalian menuliskannya. Al-Baqarah 282 Melalui ayat ini Allah memerintahkan adanya catatan untuk memperkuat dan memelihara. Apabila timbul suatu pertanyaan bahwa telah ditetapkan di dalam kitab Sahihain dari Abdullah ibnu Umar yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda “Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi buta huruf, kami tidak dapat menulis dan tidak pula menghitung”. Maka bagaimanakah menggabungkan pengertian antara hadis ini dan perintah mengadakan tulisan catatan? Sebagai jawabannya dapat dikatakan bahwa utang piutang itu bila dipandang dari segi hakikatnya memang tidak memerlukan catatan pada asalnya. Dikatakan demikian karena Kitabullah telah dimudahkan oleh Allah untuk dihafal manusia; demikian pula sunnah-sunnah, semuanya dihafal dari Rasulullah Saw. Hal yang diperintahkan oleh Allah untuk dicatat hanyalah masalah-masalah rinci yang biasa terjadi di antara manusia. Maka mereka diperintahkan untuk melakukan hal tersebut dengan perintah yang mengandung arti petunjuk, bukan perintah yang berarti wajib seperti yang dikatakan oleh sebagian ulama. Dalam konteks tafsir ayat tersebut meski memang dalam perniagaan tetapi substansi catat mencatat menjadi hal yang sangat urgen dan harus terpenuhi untuk menjaga proses penginventarisasi barang. Karen butuh tanggung jawab dan kepercayaan yang tinggi ketika berkenanaan dengan barang sehingga melalui pencatatanlah barang yang masuk dan menjadi milik lembaga dapat dipertanggungjawabkan kepada user dalam hal ini peserta didik dan seluruh stake holder sekolah/madrasah. F. Pengawasan Sarana dan Prasarana Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan sarana dan prasarana agar semua sarana dan prasarana tersebut selalu dalam kegiatan baik dan siap untuk digunakan secara 177 berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam Al-Qur’an surah Al –mujaadillah58 ayat 7 tentang pengawasan “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada pembicaraan antara lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada pula pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu” 7. “Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu”. Al-Mujadilah 6 Artinya, tiada sesuatu pun yang gaib dari-Nya dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya, serta tiada sesuatu pun yang terlupakan oleh-Nya. Kemudian Allah Swt. menceritakan tentang ilmu-Nya yang meliputi semua makhluk, bahwa Dia Maha Periksa terhadap mereka, Maha Mendengar semua ucapan mereka, lagi Maha Melihat tempat mereka di mana pun mereka berada dan kapan pun mereka berada. Ketika berbicara ruang lingkup pendidikan islam harunya aspek pengawasan berpedoman mutlak kepada ayat tersebut agar manusia senantiasa hati-hati dalam melaksanakan segala amanah karena allah mutlak maha mendengar dan mengetahui sampai kepada setiap individu. Maka dari itu konsep mengawasan mutlak yang bahkan mengalahkan sistem canggih hari ini adalah Monitoring dari Allah SWT. PENUTUP Konteks manajemen sarana dan prasarana dalam tafsir Al-Quran terkandung dalam tafsiran surat An-Nahl 16 ayat 68-69 yang kandungan tafsirnya memetakan konsep bangunan pembagian kerja dalam menyusun sarana prasarana agar tepat guna dan tepat sasaran sehingga dalam implementasinya sesuai dengan nilai pakainya lalu diperkuat oleh hadis Rasulullah SAW jika di kontekstualkan menjadi masa usia pakai dari sarana dan prasarana. Perencanaan sarana dan prasana terkadung dalam tafsiran surat al-Hasyr 59 ayat 18 setiap individu agar merancang persiapan masa depannya sehingga apa yang akan dilakukan sudah terumus sebagai sebuah konsepsi realisasi kegiatan hal tersebut dikuatkan oleh hadis yang diriwayatkan Imam Muslim. Pendayagunaan sarana dan prasarana nilai substansinya terkandung dalam tafsiran An-Nahl 16 ayat 5-8 yaitu agar setiap insan dapat memaksimalkan setiap potensi sumberdaya yang ada baik SDM maupun SDA secara efektif dan efisien mungkin Matin dan Nurhattati Fuad. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.Jakarta Pt Raja Grafindo 178 sehingga potensi yang ada pada sumberdaya tersebut dapat dimaksimalkan hasilnya. Inventarisasi sarana dan prasarana terkandung dalam tafsiran surat Al-Baqarah 2 ayat 282 tentang urgensi pencatatan sebagai bukti konkret, faktual dan autentik dalam pelaporan sehingga dapat memudahkan ketika pemeriksanaan dan menjadi data tekstual ketika adanya pertanggungjawaban dari pihak lembaga khususnya sekolah tafsir tersebut di dukung dengan Hadis Imam Bukhari muslim. Pengawasan sarana dan prasarana terkandung dalam tafsiran surah Al-Mujaadillah 58 ayat 7 yaitu pengawasan absolut agar tidak terjadi penyimpangan baik dari segi pelaporan, kinerja hingga outputnya hal tersebut dapat direalisasikan melalui era teknologi hari ini sehingga selain merasa diawasi oleh sang khalik setiap sivitas akademik di madrasah akan senantiasa merasa di CCTV baik secara duniawi maupun ukhrawi tafsir tersebut di dukung oleh ijma’ ulama. DAFTAR PUSTAKA A. L. Hartani, Manajemen Pendidikan, indo 2009. Abdullah, Taufiq dan Karim, Rush ed, Metodologi Penelitian Agama, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1989. Abu al-Fida’ Isma’il ibn Umar al-Dimasqa, Tafsir Alquran Adzim, juz 8 Mauqi’u al-Islamdalam software maktabah syamilah, 2005. Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu Memanusiakan Manusia Bandung Remaja Rosdakarya, 2010. Bafadal, I. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta, Bumi aksara 2004. Baharuddin, Menejemen Pendidikan Islamtranformasi Menuju Sekolah/Madrasah Unggul, UIN-press, 2010. Barnawi., Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah .Yogyakarta. 2012. Daryanto, Administrasi pendidikan, Jakarta Rieka Cipta, 2001. Departemen Pendidikan Nasional. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Jakarta Persekolahan Berbasis Sekolah, 2007. dan Dr. Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.Jakarta Pt Raja Grafindo Farmawi al, Abd al-Hayy, Mu jam al-Alfaz wa al-a’lam al-Our’aniyah, Dar al-`ulum, Kairo, 1968. Farmawi al, Abd al-Hayy, Al Bidayah fr al-Tafsir al Maudhu i, Matba’ah al-Hadarah al-Arabiyah, Kairo, 1977 H. Zainiyati, Model Kurikulum Integratif Pesantren Mahasiswa dan UIN Maliki Malang, Jurnal Studi Keislaman Ulumuna Volume XVIII Nomor 1 Juni, 2014. John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia-Inggris, Jakarta PT. Gramedia, 1992. M. Manullang. Dasar-dasar Manajemen. MedanGhalia Indonesia, 2006. 179 Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, Jogjakarta Ar-Ruzz Media, 2013. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta PT Bumi Aksara, 2013. Software Q-Soft El-ra. Software Terjemah Tafsir Ibnu Katsir versi 30 Juz lengkap, 2013 Stoner dan taupik. Jenis-jenis Manajemen Bandung Grafindo Persada, 2009.H. 88 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta PT. RajaGrafindo Persada, 1993, Cet. 2. Sulistyorini, Menejemen Pendidikan Islam, Teras, Yogyakarta, 2009. T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta BPFE-Yogyakarta, 2009,H. 8, mengutip dari Jame Stoner, Management, Prentice/ Hall International, Inc., New York Englewood Cliffts, 1982. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1990. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS dan Undang-Undang republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Jakarta VisiMedia, 2007. Zainul Hamdi, “Menilai Ulang Gagasan Integrasi Ilmu Pengetahuan sebagai Blue Print Pengembangan Keilmuan UIN”, dalam Zainal Abidin Bagir, dkk editor, Integrasi Ilmu dan Agama Interpretasi dan Aksi Yogyakarta MYIA-CRCS dan Suka Press, 2005. ... Inventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyusun sarana dan prasarana yang ada secara teratur, tertib, dan lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku Prayoga & Kaffah, 2019. Dalam Alquran tersirat ayat-ayat yang memberikan dorongan untuk melakukan inventarisasi barangbarang kebutuhan kita yaitu surat Al-Baqarah 2 ayat 282"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. ...Diana Dianap class="15bIsiAbstractBInggris">One of the efforts to improve the quality of institutions is the existence of supervision. The success of educational institutions is strongly influenced by the availability of adequate educational facilities and infrastructure accompanied by optimal utilization and management. For this reason, it is necessary to supervise in order to increase the use and management of facilities and infrastructure, so that the expected goals can be achieved. Nowadays, it is often found that educational facilities and infrastructure owned by schools are not optimally used and can no longer be used according to their functions. This is caused by a lack of concern for the facilities and infrastructure owned and the absence of adequate management. This study uses a qualitative method by making SDIT Al Hidayah the object of research. The management process of Islamic education facilities and infrastructure includes 1 Planning of facilities and infrastructure 2 Procurement of facilities and infrastructure 3 Inventory of facilities and infrastructure 4 Supervision and maintenance of facilities and infrastructure 5 Elimination of facilities and infrastructure. The conclusion of this study is that the management of facilities and infrastructure in Islamic educational institutions must be oriented to the principles of being on time, on target and effective. Abstrak Salah satu upaya peningkatan mutu lembaga adalah dengan adanya supervisi, Keberhasilan lembaga pendidikan sangat dipengaruhi tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal. Oleh karena itu, berbicara tentang mutu pendidikan di Indonesia kiranya perlu dilihat beberapa unsur yang mempengaruhinya, seperti kurikulum, isi pendidikan, proses pembelajaran dan evaluasi, kualitas guru, sarana dan prasarana sekolah, dan buku ajar. Keenam elemen ini saling berkait dalam upaya meningkatkan kualitas belajar-mengajar, yang berpuncak pada peningkatan mutu pendidikan Untuk itu perlu dilakukan supervisi dalam rangka peningkatan penggunaan dan pengelolaan sarana dan prasarana, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dewasa ini masih sering ditemukan sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah tidak optimal penggunaannya dan bahkan tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan fungsinya. Hal itu disebabkan oleh kurangnya kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki serta tidak adanya pengelolaan yang memadai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menjadikan SDIT Al Hidayah sebagai objek penelitian. Proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan Islam meliputi 1 Perencanaan sarana dan prasarana 2 Pengadaan sarana dan prasarana 3 Inventarisasi sarana dan prasarana 4 Pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana 5 Penghapusan sarana dan prasarana. Kesimpulan dari kajian ini adalah manajemen sarana dan prasarana di lembaga pendidikan Islam harus berorientasi kepada prinsip tepat waktu, tepat sasaran dan tepat berinfaq dan sedekah untuk membentuk karakter dan mengembangkan kultur Islami di kalangan civitas Dan AbdullahRush KarimAbdullah, Taufiq dan Karim, Rush ed, Metodologi Penelitian Agama, Tiara Wacana, Yogyakarta, Perlengkapan Sekolah Teori dan AplikasinyaI BafadalBafadal, I. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta, Bumi aksara 2004.BaharuddinBaharuddin, Menejemen Pendidikan Islamtranformasi Menuju Sekolah/Madrasah Unggul, UIN-press, 2010.Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.Jakarta Pt Raja Grafindo PersadaDrM MatinPd Dan DrM Nurhattati dan Dr. Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.Jakarta Pt Raja Grafindo Farmawi al, Abd al-Hayy, Mu jam al-Alfaz wa al-a'lam al-Our'aniyah, Dar al-`ulum, Kairo, JohnEchols Dan HassanShadilyJohn M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia-Inggris, Jakarta PT. Gramedia, 1992.Masrokan MutoharMasrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, Jogjakarta Ar-Ruzz Media, 2013.MulyasaMulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta PT Bumi Aksara, 2013.T Hani HandokoManajemenYogyakartaT. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta BPFE-Yogyakarta, 2009,H. 8, mengutip dari Jame Stoner, Management, Prentice/ Hall International, Inc., New York Englewood Cliffts, 1982.Menilai Ulang Gagasan Integrasi Ilmu Pengetahuan sebagai Blue Print Pengembangan Keilmuan UINZainul HamdiZainul Hamdi, "Menilai Ulang Gagasan Integrasi Ilmu Pengetahuan sebagai Blue Print Pengembangan Keilmuan UIN", dalam Zainal Abidin Bagir, dkk editor, Integrasi Ilmu dan Agama Interpretasi dan Aksi Yogyakarta MYIA-CRCS dan Suka Press, 2005. Strategi Pengadaan Sarana dan Prasarana PendidikanAda beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana danprasarana pendidikan persekolahan. Beberapa alternatif caraPengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan tersebutadalah melalui1pembelian, yakni dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;2membuat sendiri, yaitu barang yang dapat dihasilkan oleh sekolah;3penerimaan hibah atau bantuan, yakni penerimaan dari pihaklain yang harus dilakukan dengan berita acara serah terima; 4penyewaan, yaitu barang yang disewakan dari pihak lain untukkepentingan pendidikan berdasarkan perjanjian sewa menyewa; 5pinjaman, yakni barang yang dipinjam dari pihak lain untukkepentingan pendidikan berdasarkan perjanjian pinjammeminjam; dan 6 guna susun kanibalisme, yakni suatu usahapengadaan barang dengan cara memanfaatkan beberapa barangyang sudah terpakai menjadi barang yang berguna/ 200389-90 menyatakan bahwa ada beberapa carayang dapat ditempuh sekolah untuk mendapatkan perlengkapanyang dibutuhkan sekolah, yaitu 1 pengadaan perlengkapandengan cara membeli, baik secara langsung di pabrik atau di took,maupun melalui pemesanan terlebih dahulu; 2 pengadaanperlengkapan dengan cara mendapatkan hibah atau memintasumbangan kepada orang tua siswa atau lembaga-lembaga socialtertentu yang tidak mengikat; 3 pengadaan perlengkapan dengancara tukar menukar barang lebih yang dimiliki sekolah denganbarang yang belum dimiliki sekolah; dan 4 pengadaanperlengkapan dengan cara meminjam atau menyewa. Jika sekolahdalam pengadaan barang ada kerja sama dengan perusahaan, makasekolah harus memastikan barang-barang yang ditawarkan kepadasekolah benar-benar sesuai dengan spesifikasi kebutuhan beberapa alternatif tata cara dalam pengadaan sarana danprasarana pendidikan di sekolah. Beberapa alternative tata carapengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah adalah 1pembelian; 2 pembuatan atau produksi sendiri; 3 penerimaanhibah atau bantuan; 4 penyewaan; 5 pinjaman; 6 pendaurulangan; 7 penukaran; dan 8 perbaikan atau tata cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikantersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan sekolah sertaanggaran yang dimiliki sekolah. Perencanaan pengadaan barangmenjadi faktor penting dalam hal sekolah mendapatkan barangyang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Berikut ini akan diuraikanbeberapa alternative tata cara pengadaan sarana dan prasaranasekolah 0% found this document useful 0 votes3K views7 pagesOriginal TitlePENGADAAN © All Rights ReservedAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes3K views7 pagesPengadaan SarprasOriginal TitlePENGADAAN to Page You are on page 1of 7 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 6 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

sistem pengadaan sarana dan prasarana